Beranda | Artikel
Pentingnya Menjaga Batasan Allah
5 hari lalu

Pentingnya Menjaga Batasan Allah adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Riyadhus Shalihin Min Kalam Sayyid Al-Mursalin. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Mubarak Bamualim, Lc., M.H.I. pada Selasa, 8 Rabiuts Tsani 1447 H / 30 September 2025 M.

Kajian Tentang Pentingnya Menjaga Batasan Allah

Dari Abu Ts’abah Al-Husyani Radhiyallahu ‘Anhu. Beliau mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ اللهَ فَرَضَ فَرَائِضَ فَلاَ تُضَيِّعُوْهَا، وَحَدَّ حُدُودَاً فَلاَ تَعْتَدُوْهَا وَحَرَّمَ أَشْيَاءَ فَلاَ تَنْتَهِكُوْهَا، وَسَكَتَ عَنْ أَشْيَاءَ رَحْمَةً لَكُمْ غَيْرَ نِسْيَانٍ فَلا تَبْحَثُوْا عَنْهَا

“Sesungguhnya Allah Ta’ala telah mewajibkan beberapa kewajiban, maka janganlah kalian menyia-nyiakannya. Allah juga memberi batasan-batasan dalam agama ini, maka janganlah kalian melampauinya. Allah mengharamkan beberapa hal, maka janganlah kalian merusak yang telah diharamkan-Nya. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala juga mendiamkan beberapa perkara sebagai bentuk rahmat bagi kalian bukan karena lupa, maka janganlah kalian membahasnya.” (HR. Ad Daruquthni)

Hadits ini menunjukkan bahwa kita wajib melaksanakan kewajiban yang ditetapkan Allah, serta menjaga batasan-batasan-Nya. Selain itu, yang diharamkan harus kita jauhi, dan yang didiamkan oleh Allah tidak perlu kita pertanyakan atau cari-cari.

Imam An-Nawawi Rahimahullahu Ta’ala mengomentari bahwa hadits ini memiliki derajat yang hasan. Namun sebagian ulama yang menilainya sebagai hadits dhaif.

Ada hadits lain yang shahih dari Abu Darda Radhiyallahu ‘Anhu, hadits ini semakna dengan hadits dhaif di atas.

مَا أَحَلَّ اللهُ فِيْ كِتَابِهِ فَهُوَ حَلاَلٌ، وَمَا حَرَّمَ فَهُوَ حَرَامٌ، وَمَا سَكَتَ عَنْهُ فَهُوَ عَافِيَةٌ، فَاقْبَلُوْا مِنَ اللهِ الْعَافِيَةَ، فَإِنَّ اللهَ لَمْ يَكُنْ نَسِيًّا، ثُمَّ تَلاَ هَذِهِ الآية:…..

“Apa yang dihalalkan oleh Allah dalam kitab-Nya, maka itulah yang halal. Dan apa yang diharamkan-Nya, maka itulah yang haram. Sedangkan apa yang didiamkan-Nya, maka itu adalah yang dimaafkan maka terimalah pemaafan dari Allah. Sesungguhnya Allah tidak pernah lupa. Kemudian beliau membaca ayat, “Dan tidaklah tuhanmu lupa.” (Maryam: 64).(HR. Al-Hakim dihasankan oleh Al-Albani)

Hadits yang disebutkan pertama kali, meskipun hadits ini diperselisihkan (dha’if), namun dari sisi lain, hadits ini memberikan makna yang benar, karena dalam agama Allah terdapat kaidah-kaidah penting yang harus dipatuhi umat.

Dua hadits yang dibacakan memberikan pelajaran penting. Salah satunya adalah bahwa sesuatu yang halal adalah yang dihalalkan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Begitu pula bahwa sesuatu yang haram adalah yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam Al-Qur’an dan sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Hal ini sudah jelas bahwa seseorang tidak boleh menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah dan tidak boleh mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah Ta’ala, karena semuanya telah ditentukan dengan jelas.

Menjaga batasan Allah

Agama ini memiliki batasan-batasan yang harus dijaga agar tidak melampaui batas yang telah ditentukan. Batasan ini disebut al-hudud atau batasan-batasan dalam agama Allah. Hal ini banyak disebutkan dalam Al-Qur’anul Karim:

…تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَعْتَدُوهَا…

“Itulah batasan-batasan Allah, maka jangan kalian melampauinya.” (QS. Al-Baqarah [2]: 229)

Batasan-batasan Allah ini harus dijaga dan tidak boleh dilampaui oleh umat-Nya. Allah memerintahkan umat ini untuk tetap menjaga hududullah, batasan yang telah ditetapkan, jangan sampai seorang hamba melampauinya. Umat harus berhenti pada batasan yang telah Allah tentukan.

Contohnya, Allah mengharamkan riba dan menghalalkan jual beli. Kita hanya diperbolehkan melakukan jual beli, tidak boleh melampaui batas dengan melakukan riba.

…وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا…

“Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (QS. Al-Baqarah [2]: 275)

Oleh karena itu, yang dihalalkan oleh Allah adalah jual beli yang dilakukan dengan cara yang benar dan jujur, tanpa ada penipuan. Sementara itu, riba adalah yang diharamkan oleh Allah, sehingga umat tidak boleh melampaui batas ini dengan melakukan riba terhadap harta yang dimiliki.

Luasnya rahmat Allah

Hadits ini juga menjelaskan luasnya rahmat Allah kepada umat ini. Umat ini disebut sebagai umat marhumah, umat yang dirahmati oleh Allah. Oleh karena itu, dalam agama ini terdapat banyak kemudahan yang diberikan oleh Allah kepada umat ini. Ini adalah bukti rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kaum mukminin. Dalam syariat dan ibadah, Allah memberikan banyak kemudahan sebagai bentuk rahmat-Nya.

Hadits ini juga mengajarkan bahwa ada hal-hal yang tidak dibahas oleh Allah dan didiamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal ini merupakan nikmat dari Allah Azza wa Jalla. Umat tidak perlu membahas hal-hal yang di luar kemampuan atau bertanya tentang hal-hal yang tidak dijelaskan oleh Allah dan Rasul-Nya. Cukuplah bagi kita untuk mendengar dan menaati apa yang telah diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/55641-pentingnya-menjaga-batasan-allah/